Liburan

Liburan
Liburan anggota HMTL ITATS di gua lowo

Selasa, 29 Maret 2011

cpntoh makalah kasus PTLN Fukhusima

Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:
“DE JAVU CHERNOBYL DI JEPANG”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.


Surabaya, 29 Maret 2011


Penulis








Daftar Isi
Judul i
Kata pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Pembahasan 4
Bab II Pembahasan 5
Bab III Penutup 7
III.1 Kesimpulan 7
III.2 Reverensi 7

BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.
Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia [1], dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda [2]. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.
Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet [3]. PLTN skala komersil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956 [4].
PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, di masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.
Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:
• Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.
• Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.
• Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.
Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.
Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam, dan juga dapat mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya menjadi material luruh cepat. Dengan alasan ini, sebenarnya reaktor cepat secara inheren lebih menjamin kelangsungan ketersedian energi ketimbang reaktor thermal. Lihat juga reaktor fast breeder. Karena sebagian besar reaktor cepat digunakan untuk menghasilkan plutonium, maka reaktor jenis ini terkait erat dengan proliferasi nuklir.
Lebih dari 20 purwarupa (prototype) reaktor cepat sudah dibangun di Amerika Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Perancis, Jerman, Jepang, India, dan hingga 2004 1 unit reaktor sedang dibangun di China. Berikut beberapa reaktor cepat di dunia:
• EBR-I, 0.2 MWe, AS, 1951-1964.
• Dounreay Fast Reactor, 14 MWe, Inggris, 1958-1977.
• Enrico Fermi Nuclear Generating Station Unit 1, 94 MWe, AS, 1963-1972.
• EBR-II, 20 MWe, AS, 1963-1994.
• Phénix, 250 MWe, Perancis, 1973-sekarang.
• BN-350, 150 MWe plus desalination, USSR/Kazakhstan, 1973-2000.
• Prototype Fast Reactor, 250 MWe, Inggris, 1974-1994.
• BN-600, 600 MWe, USSR/Russia, 1980-sekarang.
• Superphénix, 1200 MWe, Perancis, 1985-1996.
• FBTR, 13.2 MWe, India, 1985-sekarang.
• Monju, 300 MWe, Jepang, 1994-sekarang.
• PFBR, 500 MWe, India, 1998-sekarang.
(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang ditampilkan adalah tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika reaktor kritis untuk teakhir kali bila reaktor tersebut sudah di dekomisi (decommissioned).
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Z machine.
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
• Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
• Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia
• Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
• Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
• Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan
• Baterai nuklir - (lihat SSTAR)
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:
• Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building)
• Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun.

I.2 Tujuan Pembahasan
Pembangit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukhusima dai-chi di Jepang adalah salah satu PLTN pemasok listrik di dunia, pada tanggal 12 maret 2011 terjadi ledakan pada PLTN tersebut, dari mana asal ledakan tersebut berasal sehingga pengejutkan warga jepang dan sekitarnya, di makalah ini akan membahas beberapa hal tentang yang disebut di atas serta dmpak-dampak yang di timbulkan.

BAB II
Pembahasan
Fukushima Dai-Ichi Genshiryoku Hatsudensho adalah Pembangkit Listrik Tenaga NukLir (PLTN) yang terletak di 865 hektar situs di kota Okuma, Jepang. Prefektur Fukushima, Jepang pertama kali beroperasi pada tahun 1971. Pabrik tersebut mempunyai enam reaktor air mendidih yang dirancang oleh General Electric.Reaktor air ringan ini memiliki kekuatan gabungan dari 4,7 GW, membuat Fukushima saya salah satu dari 25 nuklir pembangkit listrik terbesar di dunia. Fukushima pembangkit nuklir pertama yang dibangun dan dijalankan sepenuhnya oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO).
Namun, pada tanggal 11 Maret 2011, Jepang mengalami gempa sebesar 8,9 SR dan juga tsunami. Dan gempa susulan pun terjadi pada keesokan harinya, gempa 6,8 SR kembali mengguncang pantai timur Jepang. Akibat terjadinya gempa tersebut, reaktor nuklir meledak. Hal tersebut disebabkan gempa dan tsunami yang terjadi menyebabkan sistem pendingin reaktor nuklirnya tidak berfungsi. Kejadian tersebut terjadi di dua reaktor PLTN, yaitu Fukushima nomor 1 dan nomor 2, timur laut tokyo, Jepang.
Hal tersebut bermula dari matinya listrik dan hilangnya tenaga cadangan saat terjadi gempa dan tsunami di Jepang, sedangkan generator membutuhkan listrik untuk memompa dan memandu air menuju reaktor sebagai pendingin, karena tanpa pendingin, bahan bakar dalam inti reaktor bisa meleleh dan bocor. Air yang tidak mengalir dalam tangki penyimpan berisi bahan bakar nuklir bisa mendidih dalam beberapa hari dan dapat mengakibatkan kebakaran bahkan ledakan.
Ledakan di PLTN Fukushima tidak hanya terjadi saat itu saja. Pada tanggal 15 Maret 2011 juga terjadi ledakan di reaktor nomor 2, Tak hanya itu, tingkat radiasi pun meningkat hingga 965,5 uSv (micro sieverts) usai ledakan itu. Pada tanggal 16 Maret 2011 pun juga terjadi kembali ledakan pada reaktor nomor 4.
Bencana tersebut menimbulkan banyak dampak, baik dari segi sosial masyarakat, ekonomi, maupun lingkungan. Akibat meledaknya PLTN di Fukushima, Jepang mengalami krisis nuklir yang teramat parah. Para warganya pun ketakutan akibat tingginya radiasi yang timbul karena ledakan tersebut. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa, akibat tingginya radiasi terdapat material radioaktif yang telah menyebar ke atmosfer.
Tingginya radiasi dapat menyebabkan kanker yang dapat mengancam nyawa penderitanya. Akibat ledakan Fukushima, warga Jepang juga mengkhawatirkan soal radiasi yang mencemari bahan makanan, menyusul temuan radioaktif yang mencemari air laut di sekitar PLTN Fukushima. Warga pun menghindari produk makanan laut sehingga mengakibatkan penjualan ikan menurun tajam.
Kecelakaan di PLTN Fukushima masuk skala 4 karena tidak menimbulkan pelelehan teras. Peringkat ini masih di bawah Threemile Island, AS, dan Chernobyl, Rusia, yang masuk skala 5 dan 7.
Terjadinya reaksi antara zirkonium dan air menghasilkan gas hidrogen hingga tekanan dalam ruang reaktor naik. Hal ini mendorong dibukanya saluran keluar. Ledakan terjadi karena gas hidrogen dari dalam reaktor bertemu dengan oksigen di luar.
Akibat ledakan di reaktor nuklir Fukushima, diprediksi bisa berdampak hingga ke Indonesia. Uap limbah reaktor nuklir yang meledak dapat tertiup angin hingga ribuan kilometer bahkan Sampai di Indonesia. Tragedi Chernobyl itu radioaktifnya bisa terbawa angin hingga ke Skotlandia di kawasan Eropa Barat, kemungkinan itu bisa jadi ada (sampai ke Indonesia).
Jepang harus sangat berhati-hati dalam mengelola dampak dari bencana ini, baik dalam hal menghasilkan energi yang aman di masa mendatang serta mengelola efek radiasi yang dilepaskan di lapisan atmosfer. Persepsi konsumen tentang keamanan sangat kuat dan meskipun makanan tersebut pada akhirnya dinyatakan aman untuk dikonsumsi, isu tentang adanya partikel radiasi akan mempengaruhi jatuhnya angka penjualan dalam jangka pendek. Merujuk pada besarnya ledakan nuklir yang terjadi, implikasi yang ditimbulkan terhadap makanan Jepang akan memiliki dampak jangka panjang.
Indonesia atau SULUT perlu berpikir 1000x untuk membangun Pusat Listrik Tenaga Nuklir. Perlu diketahui Jepang juga mengoleksi kurang lebih 13 PLTN yg tersebar dibeberapa Propinsi.Jadi apakah anda setuju dengan pembangunan PLTN di Indonesia?

BAB III
Penutup
III.1 Kesimpulan
Gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter diikuti tsunami di pantai timur Pulau Honshu, Jepang, Jumat (11/3/2011), mengakibatkan ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Bencana ini memberi pelajaran tentang peningkatan sistem pengaman reaktor.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi merupakan salah satu dari sekitar 40 PLTN yang berada di Honshu, pulau utama di Jepang. Jumlah total PLTN di Jepang ada 56, yang memasok 33 persen listrik untuk negeri itu.
Kecelakaan di PLTN Fukushima masuk skala 4 karena tidak menimbulkan pelelehan teras. Peringkat ini masih di bawah Threemile Island, AS, dan Chernobyl, Rusia, yang masuk skala 5 dan 7.
III.2 Reverensi
• Id.wikipedia.org/PLTN
• Usaoday.com
• Exloision st nuclear plant ruses fears
• Jiastisipolcandradimuka.blogspot.com
• Green.kompasiana.com
• Fachrigreen.blogspot.com
• Marketplus.co.id